Planet
Narasumber
: Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Planet adalah benda langit yang memiliki
ciri-ciri berikut:
- mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
- mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
- tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
- telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya
- Berdiameter lebih dari 800 km
Berdasarkan definisi di atas, maka
dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006,
sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union =
IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti
yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda
langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru,
seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini
berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai."
Planet diambil dari kata dalam bahasa
Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian
karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat
berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang
lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar
mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep
heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat
itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan,
Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus
Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku
sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto
dari daftar planet sehingga jumlah planet di tata surya menjadi hanya 8.
Planet dalam tata surya
Menurut IAU (Persatuan Astronomi
Internasional) sesuai dengan defenisi yang baru, maka terdapat delapan planet
dalam sistem Tata Surya:
1.
Merkurius
Merkurius adalah planet terkecil
di dalam tata surya dan juga yang terdekat dengan Matahari dengan kala revolusi
88 hari. Kecerahan planet ini berkisar di antara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo
tampak namun tidak mudah terlihat karena sudut pandangnya dengan matahari kecil
(dengan rentangan paling jauh sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa
terlihat pada saat subuh atau maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui
tentang Merkurius karena hanya satu pesawat antariksa yang pernah mendekatinya
yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975. Mariner 10 hanya berhasil
memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai
banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir. Merkurius
mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1%
dari kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara
90 sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat Celcius).
Pengamatan tercatat dari Merkurius
paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum
masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa
mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu
pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi
dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap diatas caduceus. Orang
Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum
abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda
antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat matahari terbit dan
yang satunya lagi hanya tampak pada saat matahari terbenam. Di India, Merkurius
dinamai Budha, anak dari
Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius
dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah, "bintang
dari yang panas" ("yang panas" maksudnya matahari). Diameter
Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar
daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada
satelit Yupiter, Ganymede dan satelit Saturnus, TitanDengan diameter sebesar
4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet terkecil dari empat planet
kebumian di Tata Surya. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat serta
mempunyai kepadatan sebesar 5,43 g/cm3 hanya sedikit dibawah
kepadatan Bumi. Namun apabila efek dari tekanan gravitasi tidak dihitung maka
Merkurius lebih padat dari Bumi dengan kepadatan tak terkompres dari Merkurius
5,3 g/cm3 dan Bumi hanya 4,4 g/cm3.
Kepadatan Merkurius digunakan untuk
menduga struktur dalamnya. Kepadatan Bumi yang tinggi tercipta karena tekanan
gravitasi, terutamanya di bagian inti. Merkurius namun jauh lebih kecil dan
bagian dalamnya tidak terdapat seperti bumi sehingga kepadatannya yang tinggi
diduga karena planet tersebut mempunyai inti yang besar dan kaya akan besi.
Para ahli bumi menaksir bahwa inti Merkurius menempati 42 % dari volumenya
(inti Bumi hanya menempati 17% dari volume Bumi). Menurut riset terbaru,
kemungkinan besar inti Merkurius adalah cair.
Mantel setebal 600 km menyelimuti inti
Merkurius dan kerak dari Merkurius diduga setebal 100 sampai 200 km. Permukaan
merkurius mempunyai banyak perbukitan yang kurus, beberapa mencapai ratusan
kilometer panjangnya. Diduga perbukitan ini terbentuk karena inti dan mantel
Merkurius mendingin dan menciut pada saat kerak sudah membatu.
Merkurius mengandung besi lebih banyak dari planet lainnya di tata surya dan beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskannya. Teori yang paling luas diterima adalah bahwa Merkuri pada awalnya mempunyai perbandingan logam-silikat mirip dengan meteor Kondrit umumnya dan mempunyai massa sekitar 2,25 kali massanya yang sekarang. Namun pada awal sejarah tata surya, merkurius tertabrak oleh sebuah planetesimal berukuran sekitar seperenam dari massanya. Benturan tersebut telah melepaskan sebagian besar dari kerak dan mantel asli Merkurius dan meninggalkan intinya. Proses yang sama juga telah diajukan untuk menjelaskan penciptaan dari Bulan.
Teori yang lain menyatakan bahwa
Merkurius mungkin telah terbentuk dari nebula Matahari sebelum energi keluaran
Matahari telah stabil. Merkurius pada awalnya mempunyai dua kali dari massanya
yang sekarang, namun dengan mengambangnya protomatahari, suhu di sekitar
merkuri dapat mencapai sekitar 2500 sampai 3500 Kelvin dan mungkin mencapai
10000 Kelvin. Sebagian besar permukaan Merkurius akan menguap pada temperatur
seperti itu, membuat sebuah atmosfir "uap batu" yang mungkin tertiup
oleh angin matahari.
Teori ketiga mengajukan bahwa
mengakibatkan tarikan pada partikel yang darinya Merkurius akan terbentuk
sehingga partikel yang lebih ringan hilang dari materi pengimbuhan.
Masing-masing dari teori ini memprediksikan susunan permukaan yang berbeda. Dua
misi antariksa di masa datang.
2. Venus
Venus atau Bintang Kejora adalah
planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Planet ini memiliki
radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu225 hari. Atmosfer Venus
mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir
tidak mungkin terdapat kehidupan.
Arah rotasi Venus
berlawanan dengan arah rotasi planet-planet lain. Selain itu, jangka waktu
rotasi Venus lebih lama daripada jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi
matahari.
Kandungan atmosfernya yang pekat dengan
CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah
kaca. Atmosfer Venus tebal dan selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi
berspekulasi bahwa pada lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat
melangsungkan kehidupan.
3.Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari
delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 miliar
tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU
(Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan
magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin
matahari, sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini
dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer,
berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar
ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 °C hingga
55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan
setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760
miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi
(sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan
berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai Bumi
memiliki diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10
N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi
dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan
bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen dan 1% uap
air, karbondioksida dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti
dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan
suhu 4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal
2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800
kilometer membentuk 83% isi bumi dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi
setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak bumi lebih tipis di dasar laut
yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan
bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang
menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi di permukaan bumi
adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung
Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah
Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut
Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Komposisi dan
struktur
Bumi adalah sebuah planet kebumian,
yang artinya terbuat dari batuan, berbeda dibandingkan gas raksasa seperti
Jupiter. Planet ini adalah yang terbesar dari empat planet kebumian, dalam
kedua arti, massa dan ukuran. Dari keempat planet kebumian, bumi juga memiliki
kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan terbesar, medan magnet terkuat dan
rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya planet kebumian yang
memiliki lempeng tektonik yang aktif.
Bentuk
Putaran rotasi bumi pada poros utara-selatan yang
berakibat terjadinya siang dan malam
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan
bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada
orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa.
Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter
katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub.
Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000
km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak
antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.
Lapisan bumi
Menurut komposisi (jenis dari
materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:
· Kerak Bumi
· Mantel Bumi
· Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat
dari material)-nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut:
· Litosfir
· Astenosfir
· Mesosfir
· Inti Bumi bagian luar
Inti bumi bagian luar merupakan salah
satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian
luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi
bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900 °C.
· Inti Bumi bagian dalam
4. Mars
Mars adalah planet terdekat
keempat dari Matahari. Namanya diambil dari dewa perang Romawi, Mars. Planet
ini sering dijuluki sebagai "planet merah" karena tampak dari jauh
berwarna kemerah-kemerahan. Ini disebabkan oleh keberadaan besi(III) oksida di
permukaan planet Mars. Mars adalah planet bebatuan dengan atmosfer yang tipis.
Di permukaan Mars terdapat kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan lapisan es.
Periode rotasi dan siklus musim Mars mirip dengan Bumi. Di Mars berdiri Olympus
Mons, gunung tertinggi di Tata Surya, dan Valles Marineris, lembah terbesar di
Tata Surya. Selain itu, di belahan utara terdapat cekungan Borealis yang
meliputi 40% permukaan Mars.
Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi
kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak
cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang
rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida,
menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernapasan jika ingin tinggal
di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20, belum
menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.
Planet ini memiliki 2 buah satelit,
yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam
mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 25,62 jam.
Di planet Mars, terdapat sebuah fitur
unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila
dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang
menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di
Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah
sebuah kenampakan alam biasa.
Ciri fisik mars: Mars memiliki
jari-jari sekitar setengah dari jari-jari Bumi. Planet ini kurang padat bila
dibandingkan dengan Bumi, dan hanya memunyai sekitar 15% volume dan 11% massa
Bumi. Luas permukaannya lebih kecil dari jumlah wilayah kering di Bumi. Mars
lebih besar daripada Merkurius, tetapi Merkurius lebih padat. Akibatnya kedua
planet memunyai tarikan gravitasi yang hampir mirip di permukaan—dan tarikan
Mars lebih kuat sekitar kurang dari 1%. Ukuran, massa, dan gravitasi permukaan
Mars berada "di antara" Bumi dan Bulan (diameter Bulan hanya setengah
dari Mars, sementara Bumi dua kalinya; Bumi sembilan kali lebih besar dari
Mars, dan Bulan satu per sembilannya). Kenampakan permukaan Mars yang
merah-jingga diakibatkan oleh keberadaan besi(III) oksida, yang lebih dikenal
dengan nama hematite.
5. Yupiter
Yupiter atau Jupiter adalah
planet terdekat kelima dari matahari setelah Merkurius, Venus, Bumi dan
Mars.Jarak rata-rata antara Yupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter
adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 14.980 km dan memiliki
massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan
periode revolusi adalah 11,86 tahun.
Di permukaan planet ini terdapat bintik
merah raksasa. Atmosfer Yupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana
(CH4) dan amonia (NH3). Lapisan atas atmosfer Yupiter terdiri dari 88 - 92%
hidrogen dan 8 - 12% helium. Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC
sampai dengan 21oC. Seperti planet lain, Yupiter tersusun atas unsur
besi dan unsur berat lainnya. Jupiter memiliki 63 satelit, di antaranya Io,
Europa, Ganymede, Callisto (Galilean moons) Yupiter memiliki cincin yang sangat
tipis ,berwarna hampir sama dengan atmosfernya dan sedikit memantulkan cahaya
matahari. Cincin Yupiter terbentuk atas materi yang gelap kemerah-merahan.
Materi pembentuknya bukanlah dari es seperti Saturnus melainkan ialah batuan
dan pecahan-pecahan debu. Setelah diteliti, cincin Yupiter merupakan hasil dari
gagal terbentuknya satelit Yupiter.
Yupiter biasanya menjadi objek tercerah
keempat di langit (setelah matahari, bulan dan Venus); namun pada saat tertentu
Mars terlihat lebih cerah daripada Yupiter.
6.
Saturnus
Saturnus adalah sebuah planet di
tata surya yang dikenal juga sebagai planet bercincin, dan merupakan planet
terbesar kedua di tata surya setelah Jupiter. Jarak Saturnus sangat jauh dari
Matahari, karena itulah Saturnus tampak tidak terlalu jelas dari Bumi. Saturnus
berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus dan
Matahari akan berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga
berotasi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah
karena sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus
diperkirakan terdiri dari batuan padat dengan atmosfer tersusun atas gas amonia
dan metana, hal ini tidak memungkinkan adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin Saturnus sangat unik, terdiri
beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini. Bahan pembentuk cincin ini
masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat, cincin itu tidak mungkin
terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun,
tidak mungkin juga terbuat dari zat cair karena gaya sentrifugal akan
mengakibatkan timbulnya gelombang. Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling
mungkin membentuk cincin-cincin itu adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
Hingga 2006, Saturnus diketahui
memiliki 56 buah satelit alami. Tujuh di antaranya cukup masif untuk dapat
runtuh berbentuk bola di bawah gaya gravitasinya sendiri. Mereka adalah Mimas,
Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan (Satelit terbesar dengan ukuran lebih
besar dari planet Merkurius) dan Iapetus
Saturnus memiliki bentuk yang diratakan
di kutub dan dibengkakkan keluar disekitar khatulistiwa. Diameter khatulistiwa
Saturnus sebesar 120.536 km (74.867 mil) dimana diameter dari Kutub Utara ke
Kutub Selatan sebesar 108.728 km (67.535 mil), berbeda sebesar 9%. Bentuk yang
diratakan ini disebabkan oleh rotasinya yang sangat cepat, merotasi setiap 10
jam 14 menit waktu Bumi. Saturnus adalah satu-satunya Planet di tata surya yang
massa jenisnya lebih sedikit daripada air. Walaupun inti Saturnus memiliki
massa jenis yang lebih besar daripada air, planet ini memiliki atmosfer yang
mengandung gas, sehingga massa jenis relatif planet ini sebesar is 0.69 g/cm³
(lebih sedikit daripada air), sebagai hasilnya, jika Saturnus diletakan diatas
kolam yang penuh air, Saturnus akan mengapung.
7. Uranus
Uranus adalah planet ketujuh
dari Matahari dan planet yang terbesar ketiga dan terberat keempat dalam Tata
Surya. Ia dinamai dari nama dewa langit Yunani kuno Uranus (Οὐρανός) ayah dari Kronos (Saturnus) dan kakek dari Zeus
(Jupiter). Meskipun Uranus terlihat dengan mata telanjang seperti lima planet
klasik, ia tidak pernah dikenali sebagai planet oleh pengamat dahulu kala
karena redupnya dan orbitnya yang lambat. Sir William Herschel mengumumkan
penemuannya pada tanggal 13 Maret 1781, menambah batas yang diketahui dari Tata
Surya untuk pertama kalinya dalam sejarah modern. Uranus juga merupakan planet
pertama yang ditemukan dengan menggunakan teleskop.
Uranus komposisinya sama dengan
Neptunus dan keduanya mempunyai komposisi yang berbeda dari raksasa gas yang
lebih besar, Jupiter dan Saturn. Karenanya, para astronom kadang-kadang
menempatkannya dalam kategori yang berbeda, "raksasa es". Atmosfer
Uranus, yang sama dengan Jupiter dan Saturnus karena terutama terdiri dari
hidrogen dan helium, mengandung banyak "es" seperti air, amonia dan
metana, bersama dengan jejak hidrokarbon. Atmosfernya itu adalah atmofer yang
terdingin dalam Tata Surya, dengan suhu terendah 49 K (−224 °C).
Atmosfer planet itu punya struktur awan berlapis-lapis dan kompleks dan
dianggap bahwa awan terendah terdiri atas air dan lapisan awan teratas
diperkirakan terdiri dari metana. Kontras dengan itu, interior Uranus terutama
terdiri atas es dan bebatuan.
Seperti planet raksasa lain, Uranus
mempunyai sistem cincin, magnetosfer serta banyak satelit alami. Sistem Uranian
konfigurasinya unik di antara planet-planet karena sumbu rotasi miring ke
sampingnya, hampir pada bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Sehingga,
kutub utara dan selatannya terletak pada tempat yang pada banyak planet lain
merupakan ekuator mereka. Dilihat dari Bumi, cincin Uranus kadang nampak
melingkari planet itu seperti sasaran panah dan satelit-satelitnya
mengelilinginya seperti jarum-jarum jam, meskipun pada tahun 2007 dan 2008
cincin itu terlihat dari tepi. Tahun 1986, gambar dari Voyager 2 menunjukkan
Uranus sebagai planet yang nampak tidak berfitur pada cahaya tampak tanpa pita
awan atau badai yang diasosiasikan dengan raksasa lain. Akan tetapi, pengamat
di Bumi melihat tanda-tanda perubahan musim dan aktivitas cuaca yang meningkat
pada tahun-tahun belakangan bersamaan dengan Uranus mendekati ekuinoksnya.
Kecepatan angin di planet Uranus dapat mencapai 250 meter per detik
(900 km/jam, 560 mil per jam).
8.
Neptunus
Neptunus merupakan planet
terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari. Planet yang dinamai dari dewa
lautan Romawi ini merupakan planet terbesar keempat berdasarkan diameter
(49.530 km) dan terbesar ketiga berdasarkan massa. Massa Neptunus tercatat 17
kali lebih besar daripada Bumi, dan sedikit lebih besar daripada Uranus.
Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 30,1 SA atau sekitar 4.450 juta km.
Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusinya adalah
164,8 tahun. Simbol astronomisnya adalah ♆, yang merupakan trident dewa Neptunus.
Planet yang ditemukan pada tanggal 23
September 1846 ini merupakan planet pertama yang ditemukan melalui prediksi
matematika. Perubahan yang tak terduga di orbit Uranus membuat Alexis Bouvard
menyimpulkan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh gangguan gravitasi dari planet
yang tak dikenal. Neptunus selanjutnya diamati oleh Johann Galle dalam posisi
yang diprediksikan oleh Urbain Le Verrier. Satelit alam terbesarnya, Triton,
ditemukan segera sesudahnya, sementara 12 satelit alam lainnya baru ditemukan
lewat teleskop pada abad ke-20. Neptunus telah dikunjungi oleh satu wahana
angkasa, yaitu Voyager 2, yang terbang melewati planet tersebut pada tanggal 25
Agustus 1989.
Komposisi penyusun planet ini mirip
dengan Uranus, dan komposisi keduanya berbeda dari raksasa gas Yupiter dan
Saturnus. Atmosfer Neptunus mengandung hidrogen, helium, hidrokarbon, kemungkinan
nitrogen, dan kandungan "es" yang besar seperti es air, amonia, dan
metana. Astronom kadang-kadang mengategorikan Uranus dan Neptunus sebagai
"raksasa es" untuk menekankan perbedaannya. Seperti Uranus, interior
Neptunus terdiri dari es dan batu. Metana di wilayah terluar planet merupakan
salah satu penyebab kenampakan kebiruan Neptunus.
Sementara atmosfer Uranus relatif tidak
berciri, atmosfer Neptunus bersifat aktif dan menunjukkan pola cuaca.
Contohnya, pada saat Voyager 2 terbang melewati planet ini pada tahun 1989, di
belahan selatan planet terdapat Titik Gelap Besar yang mirip dengan Titik Merah
Besar di Yupiter. Pola cuaca tersebut diakibatkan oleh angin yang sangat
kencang, dengan kecepatan hingga 2.100 km/jam. Karena jaraknya yang jauh dari
Matahari, atmosfer luar Neptunus merupakan salah satu tempat terdingin di Tata
Surya, dengan suhu terdingin −218 °C (55 K). Suhu di inti planet diperkirakan
sebesar 5400 K (5,000 °C). Neptunus punya sistem cincin yang tipis.
Sistem cincin tersebut baru dilacaktemu pada tahun 1960-an dan dipastikan
keberadaannya oleh Voyager 2 pada tahun 1989.
Sejarah Planet
Sejalan dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu” yang bergerak
melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang
“tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model
heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai
“sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga
pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari
didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat
di penghujung abad itu.
Selama 1800-an, astronom mulai
menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet
tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah
diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian
diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan
definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang
mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi
karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir
penemuan baru tampaknya telah berakhir.
Namun pada abad ke-20, Pluto
ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa
Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima
obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek
tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih
lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis
dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kira-kira
70 tahun.
Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi
banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti
Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai
benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak
astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang dari sebuah planet seiring
bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang
lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet
kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006,
berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet yang baru. Jumlah
planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil
“membersihkan lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai,
yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.
Sejarah nama-nama planet
Lima planet terdekat ke Matahari selain
Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman
dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di
dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet (lihat tabel nama
planet di bawah). Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon
(cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars, Phaethon
(berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet
Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa
cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di
sore hari dianggap sebagai dua objek yang berbeda.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles
memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini. Hermes
menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk
Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.
Pada masa selanjutnya di mana
kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet
dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi
Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut
dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang.
Hingga masa sekarang, tradisi penamaan
planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian
ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama
dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari |Kronos
(Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus.
Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.
Formasi
Secara pasti belum diketahui bagaimana
planet terbentuk. Teori yang selama ini masih dipercaya adalah planet terbentuk
saat nebula runtuh ke piringan gas dan debu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar