Teori Tentang Terjadinya Makhluk Hidup
Narasumber : www. dama_the great.com
KONSEP TENTANG TERJADINYA MAKHLUK HIDUP
Macam-macam
pandangan telah dikemukakan mengenai asal mula teriadinya kehidupan di bumi
ini. Dari beberapa pendapat, percobaan, dan pengamatan para ahli lahirlah
beberapa hipotesis dan teori tentang asal-usul kehidupan.
1. Teori Abiogenesis (Generatio
Spontanea)
Teori ini
pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan dan filosof Yunani bernama Aristoteles,
yang hidup pada tahun 384-322 SM. Aristoteles berpendapat bahwa makhluk hidup
terjadi secara spontan (generatio spontanea). Dengan kata lain, makhluk
hidup terjadi dengan sendirinya dari benda mati (abiogenesis).
2. Teori Biogenesis
Teori
biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Teori ini menyatakan bahwa
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Tokoh dalam teori biogenesis
yang terkenal adalah Fransisco Redy, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Ketiganya
menyangkal teori abiogenesis.
Percobaan
Fransisco Redy (1688)
Fransisco Redy
melakukan suatu percobaan dengan menggunakan sepotong daging yang
dimasukkan dalam tiga buah labu :
- · Labu pertama diisi sepotong daging, kemudian labu ditutup rapat
- · Labu kedua diisi sepotong daging, kemudian labu ditutup dengan kain kasa
- · Labu ketiga diisi sepotong daging, dan labu dibiarkan terbuka.
Dari hasil
percobaannya tersebut Redy menyimpulkan bahwa jika lalat dicegah agar jangan
sampai meletakkan telurnya pada daging, maka makhluk hidup (belatung) tidak
akan muncul dari daging tersebut. Jadi, menurut Redy, makhluk hidup berasal
dari telur (Omne vivum ex ovo).
Percobaan Lazzaro
Spallanzani (1750)
Dalam percobaan
yang dilakukannya, Lazzaro Spallanzani menggunakan tiga buah tabung yang
masing-masing diisi dengan air kaldu dan diberi perlakuan sebagai berikut:
1. Tabung pertama tidak dipanaskan, lalu
ditutup rapat
2 Tabung kedua dipanaskan sampai mendidih, lalu
dibiarkan terbuka
3. Tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih,
lalu ditutup rapat
Dari hasil
percobaannya, Spallanzani menyatakan bahwa apabila kaldu dididihkan kemudian
tabung ditutup rapat, maka kaldu tidak akan membusuk sehingga tidak dijumpai
makhluk hidup.
Percobaan
Louis Pasteur (1862)
Louis Pasteur
berusaha memperbaiki percobaan-percobaan yang telah dilakukan para ahli
sebelumnya. la menggunakan labu berbentuk leher angsa (seperti huruf s). Labu
percobaan diisi dengan air kaldu, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Setelah
itu labu ditutup dengan penutup yang mempunyai pipa berbentuk huruf s. Setelah
diamati beberapa hari ternyata kaldu dalam labu percobaan tidak berubah.
Dari percobaan
itu Pasteur menyimpulkan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan lain (Omne
vivum ex vivo).
ASAL USUL KEHIDUPAN PADA
MAKHLUK HIDUP
(Narasumber : / http://annilasyiva.multiply.com/journal/item/37)
EPILOG
Sampai saat ini
belum ada seorang ilmuwan pun yang berhasih memecahkan masalah bagaimana
asal-usul kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau paham-paham yang
dikemukakan oleh ilmuwan mengenai masalah tersebut, tetapi semuanya belum dapat
memberikan jawaban yang memuaskan.
Sebenarnya sudah sejak zaman
Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap masalah asal usul
kehidupan tersebut. Namun, jawaban itu umumnya hanya berupa dongeng atau mitos
saja. Berikut ini dikemukakan beberapa teori tentang asal usul makhluk hidup.
TEORI ABIOGENESIS
Tokoh teori Abiogenesis adalah
Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan
Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama
kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui
bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama
seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari
induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal
dari Lumpur.
Bagaimana cara terbentuknya
makhluk tersebut ? Menurut pengzanut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut
terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh sebab itu, paham atau teori
abiogenesis ini disebut juga paham generation spontaneae.
Jadi, kalau pengertian
abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, mak pendapat paham
tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda
mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya :
a. ikan dan katak berasal
dari Lumpur.
b. Cacing berasal dari tanah, dan
c. Belatung berasal dari
daging yang membusuk.
Paham abiogenesis bertahan cukup
lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno (Ratusan Tahun Sebelum Masehi) hingga
pertengahan abad ke-17.
Pada pertengahan abad ke-17,
Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan
untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air
rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan
Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
TEORI BIOGENESIS
Walaupun telah bertahan selama
ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang
yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan
penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang
tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi
(Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis
Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh
ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena
paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Percobaan
Francesco Redi ( 1626-1697)
Untuk menjawab keragu-raguannya
terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada
percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples.
Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :
Stoples·
I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat.
Stoples
II · :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap
terbuka.
Stoples·
III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples
tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan
daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Dan hasilnya sebagai
berikut:
Stoples
I daging
tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung
lalat.
· Stoples
II : daging tampak membusuk dan
didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan
tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat
dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang
membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika
lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat
keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung
relative sedikit.
percobaan
Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi,
Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia
mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi,
tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Sebagai bahan percobaannya,
Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai
berikut :
1. diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC selama
beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
Labu·
II 2.
diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus.
Pada daerah pertemuan antara
gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya,
labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah
lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada
kedua labu tersebut.
Hasil percobaannya adalah sebagai
berikut :
Labu
I : air kaldu mengalami
perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya
menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini
banyak mengandung
mikroba.
Labu
II : air kaldu labu ini tidak
mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula,baunya
juga tetap serta tidak mengandung mikroba.
Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih
lama lagi, ternyata juga banyak
mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh
serta baunya tidak enak (busuk).
Berdasarkan hasil percobaan
tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu
tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari
kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi
mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.
Pendukung paham Abiogenesis
menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut.
M,enurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu
diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation
spontanea.
Percobaan Louis
Pasteur (1822-1895)
Dalam menjawab keraguannya
terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan
percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air
kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah
sebagai berikut :
LangkahI : labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup
rapat-rapat dengan gabus. Celah antara
gabus dengan mulut labu diolesi dengan
paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut
dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau
disterilkan.
LangkahII : selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat
yang aman. Setelah beberapa hari
keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak
mengandung
mikroorganisme.
LangkahIII : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan
sampai air kaldu didalamnya
mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu
diletakkan
kembali pada tempat yang
aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu
diamati lagi. Ternyata air kaldu
didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung
mikroorganisme.
Melaui pemanasan terhadap
perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu
akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap
air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut
didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat
pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya
mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah
yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi.
Pada saat sebelum pemanasan,
udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme
yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu.
Setelah labu dimiringkan hingga
air kaldu sampai kepern\mukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara
bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan
keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk.
Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi
akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian
terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation
spontanea, yangmenyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang
terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi,
Spallanzani, dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan
munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan
teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
a. omne
vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
b. Omne
ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan
c. Omne
vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidupsebelumnya.
Walaupun Louis Pasteur dengan
percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation
spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis, belum berarti bahwa
masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Disamping teori Abiogenesis dan
Biogenesis, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang
dikembangkan pleh beberapa Ilmuwan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa
kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (Ghaib) pada saat yang istimewa.
b. Teori Kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan
yang ada di planet ini berasal dari mana saja.
c. Teori Evolusi Kimia, yang menyatakan bahwa
kehidupan didunia ini muncul berdasarkan hukum Fisika Kimia.
d. Teori Keadaan Mantap, menyatakan bahwa kehidupan
tidak berasal usul.
TEORI EVOLUSI KIMIA
Ketidakpuasan para Ilmuwan
terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis
mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul
kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain :
Harold Urey, Stanley Miller, dan
A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi
ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi
menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Mollusca, dan lain-lain.
Para pakar biologi, astronomi,
dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5
miliar tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda
denagn keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan
4.000-8.000oC. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta
abeberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya
tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik,
permukaan bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus.
Ketika mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer
bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2),
Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar)
lepas meninggalkan bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Dia
atmosfer juga terbentuk senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur
tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metan (CH4),
dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk
uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketuika suhu atmosfer turun sekitar
100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung
selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat itu belum dihuni
kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia,
karena teredianya zat (materi) dan energi yang berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana
proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan inilah yang mendorong
beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di
antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.
Teori Evolusi
Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia
berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer
bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2),
dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh
energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi
diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari
Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang
pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup
tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai
jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai
molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :
a)
kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan
hydrogen yang sangat banyak di atmosfer bumi
b) kondisi 2 :
adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi
sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat
yang lebih besar,
c)
kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay
dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d)
kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang
terbentuk tadi berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih
kompleks).
Eksperimen
Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey
yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Didasarkan informasi
tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu,
gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat
laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold
Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya,
Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juaga
dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya.
Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat
alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik
bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi
membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga
gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.
Pada akhir minggu, hasil
pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun dianalisis secar
kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti
asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini
dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat
eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan
mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam
kehidupan. Lembaga cpenelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan
senyawa-senyawa nukleotida.
Nukleotida adalah suatu senyawa
penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat),
yaitu senaywa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan
pewarisan sifat.
Eksperimen Miller dapat
memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan
seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya
dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini
diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang
asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab. Hasil
yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik secara
bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi
listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk
senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa
yang merupakan komponen sel.
TEOI EVOLUSI BIOLOGI
Alexander Oparin adalah Ilmuwan
Rusia. Didalam bukunya yang berjudul The Origin of Life(Asal Usul Kehidupan).
Oparin menyatakan bahwa paad suatu ketika atmosfer bumi kaya akan senyawa uap
air, CO2, CH4, NH3, dan Hidrogen. Karena
adanya energi radiasi benda-benda angkasa yang amat kaut, seperti sinar
Ultraviolet, memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut membentuk senyawa
organik atau senyawa hidrokarbon yang lebih kompleks. Proses reaksi tersebut
berlangsung dilautan.
Senyawa kompleks yang mula-mula
terbentuk diperkirakan senyawa aseperti Alkohol (H2H5OH),
dan senyawa asam amino yang paling sederhana. Selama berjuta-juta tahun,
senyawa sederhana tersebut bereaksi membenrtk senyawa yang lebih kompleks,
Gliserin, Asam organik, Purin dan Pirimidin. Senyawa kompleks tersebut
merupakan bahan pembentuk sel.
Menurut Oparin senyawa kompleks
tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan daratan. Adanya energi
yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka waktu yang amat
panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik yang merupakan sop
purba atau Sop Primordial.
Senyawa kompleks yang tertimbun
membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki
kemampuan dan sifat sebagai berikut :
A.
memiliki sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang
terbentuk dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;
B.
memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekil-molekul dari dan ke
sekelilingnya;
C.
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai
denagn pola-pola ikatan didalamnya;
D.
mempunyai kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya.
Kemampuan semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk
berkembang biak yang pertama kali.
Senyawa kompleks dengan
sifat-sifat tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertamakali terbentuk. Jadi
senyawa kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah
memiliki sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadan
metabolisme, dan mempunayi kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.
Walaupun dengan adanya
senyawa-senyawa sederhana serta energi yang berlimpah sehingga dilautan
berlimpah senyawa organik yang lebih kompleks, namun Oparin mengalami kesulitan
untuk menjelaskan mengenai mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein
sebagai abenda tak hidup kebenda hidup. Bagaimana senyawa-senyawa organik sop
purba tersebut dapat memiliki kemampuan seperti tersebut diatas ? Oparin
menjelaskan sebagai berikut :
Protein sebagai senyawa yang
bersifat Zwittwer Ion, dapat membentuk kompleks koloid hidrofil (menyerap air),
sehingga molekul protein tersebut dibungkus oleh molekul air. Gumpalan senyawa
kompleks tersebut dapat lepas dari cairan dimana dia berada dan membentuk
emulsi. Penggabunagn struktur emulsi ini akan menghasilkan koloid yang terpiah
dari fase cair dan membentuk timbuna gumpalan atau Koaservat.
Timbunan Koaservat yang kaya
berbagai kompleks organik tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran substansi
dengan lingkungannya. Di samping itu secara selektif gumpalan Koaservat
tersebut memusatkan senyawa-senyawa lain kedalamnya terutama Kristaloid.
Komposisi gumpalan koloid tersebut bergantung kepada komposisi mediumnay.
Denagndemikian, perbedaan komposisi medium akan menyebabkan timbulnya variasi
pada komposisi sop purba. Variasi komposisi sop purba diberbagai areal akan
mengarah kepada terbentuknya komposisi kimia Koaservat yang merupakan penyedia
bahan mentah untuk proses biokimia.
Tahap selanjutnya substansi
didalam Koaservat membentuk enzim. Di sekeliling perbatasan antara Koaservat
dengan lingkungannya terjadi penjajaran molekul-molekul Lipida dan protein
sehingga terbentuklah selaput sel primitif. Terbentuknya selaput sel primitif
ini memungkinkan memberikan stabilitas pada koaservat. Dengan demikian, kerjasama
antara molekul-molekul yang telah ada sebelumnya yang dapat mereplikasi diri
kedalam koaservat dan penagturan kembali Koaservat yang terbungkus lipida amat
mungkin akan mnghasilkan sel primitif.
Kemampuan koaservat untuk
menyerap zat-zat dari medium memungkinkan bertambah besarnya ukuran koaservat.
Kemungkinan selanjutnya memungkinkan terbentuknya organisme Heterotropik yang
mampu mereplikasi diri dan mendapatkan bahan makanan dari sop Primordial yang
kaya akan zat-zat organik.
Teori evolusi biologi ini banyak
diterima oleh paar Ilmuwan. Namun, tidak sedikit Ilmuwan yang membantah tentang
interaksi molekul secara acak yang dapat menjadi awal terbentuknya organisme
hidup.
Teori evolusi kimia dan teori evolusi
biologi banyak pendukungnya, namun baru teori evolusi kimia yang telah
dibuktikan secara eksperimental, sedangkan teori evolusi biologi belum ada yang
menguji secara eksperimental.
Seandainya apa yang dikemukakan
dua teori tersebut benar, tetapi belum mampu menjelaskan bagaimana dan dari
mana kehidupan diplanet bumi ini pertama kali muncul. Yang perlu diingat adalah
bahwa kehidupan adalah tidak hanya menyangkut masalah replikas; (penggandaan
diri) atau masalah kehidupan biologis saja, tetapi juga menyangkut masalah
kehidupan rohani. Tentang teori asal usul kehidupan yang menyatakan organisme
pertamakali terbentuk dilautan bisa dipahami dari sudut biologi, karena
molekul-molekul organik yang merupakan sop purba itu tertumpuk dilaut.
Asal mula terjadinya manusia
(Narasumber: -rosmana12.blogspot.com/.../asal-mula-manusia-teori-evolusi
- gurungeblog.wordpress.com/2009/01/05/evolusi-makhluk-hidup/)
Manusia telah hidup di bumi sejak
4 juta tahun yang lalu. banyak ilmuwan mempercayai, kehidupan manusia berawal
dari terpisahnya sebuah spesies hominid dari garis evolusi primata yang akan
menurunkan simpanse dan gorila. Kemudian, hominid ini berkembang dan menurunkan
manusia modern, Homo sapiens. pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi
yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid. Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke tangan.
Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis, spesies ini diperkirakan merupakan keturunan dari Australopithecus africanus. Homo habilis sudah memiliki kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar dari batu-batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Kemudian, mereka digantikan oleh Homo Erectus.
Homo erectus adalah jenis hominid yang kemungkinan besar merupakan keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak yang lebih besar daripada Homo habilis. Mereka sudah mamou membuat peralatan yang lebih halus dan rapi dari bebatuan dan tulang hewan.
Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang mati. Di beberapa wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000 tahun yang lalu. Akan tetapi, mereka punah daan digantikan Homo sapiens, manusia modern.
Itulah yang dinyatakan oleh teori evolusi tentang sejarah kehidupan manusia. Akan tetapi, hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang telah tertulis dalam Al-Qur'an. Di dalam Al-Qur'an tertulis bahwa manusia telah diciptakan dengan bentuk yang sempurna tanpa ada kekurangan sedikitpun.
Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid. Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke tangan.
Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis, spesies ini diperkirakan merupakan keturunan dari Australopithecus africanus. Homo habilis sudah memiliki kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar dari batu-batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Kemudian, mereka digantikan oleh Homo Erectus.
Homo erectus adalah jenis hominid yang kemungkinan besar merupakan keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak yang lebih besar daripada Homo habilis. Mereka sudah mamou membuat peralatan yang lebih halus dan rapi dari bebatuan dan tulang hewan.
Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang mati. Di beberapa wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000 tahun yang lalu. Akan tetapi, mereka punah daan digantikan Homo sapiens, manusia modern.
Itulah yang dinyatakan oleh teori evolusi tentang sejarah kehidupan manusia. Akan tetapi, hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang telah tertulis dalam Al-Qur'an. Di dalam Al-Qur'an tertulis bahwa manusia telah diciptakan dengan bentuk yang sempurna tanpa ada kekurangan sedikitpun.
Evolusi Makhluk Hidup
Evolusi ialah proses perubahan
yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang lama.
Dikenal 2 macam evolusi:
1. Evolusi progresif : evolusi
meonju pada kemungkinan dapat bertahan hidup (survive).
2. Evolusi regresif (retrogreslf)
: evolusi menuju pada kemungkinan menjadi punah.
Teori evolusi merupakan perpaduan
antara ide (gagasan) den fakta (kenyataan). Yang dianggap sebagai pencetus ide
evolusi ialah Charles Darwin (1809-1892) yang menerbitkan buku mengenai asal
mula spesies pada tahun 1859, dengan judul “On the ofiginof species by means of
natural selection” atau “The preservation of favored races in the struggle for
life”.
Alfred Wallace (1823-1913) secara
terpisah mengembangkan pemikirannya dan menghasilkan konsepsi yang sama dengan
pendapat Charles Darwin.
Joseph Hooker, teman Charles
Darwin menggabungkan tulisan Alfred Wallace den Charles Darwin. Judul kedua
tulisan tersebut menjadi “On the tendency of species to from vafieties and on
the perpetuation of vafieties and species by natural means of selection”.
Yang dianggap mengilhami Charles
Darwin dengan gagasan evolusinya adalah :
a. Jean Baptiste Lamarck (ahli biologi Perancis,
1744-1829).
Yang idenya mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “Philosophic Zoologique”.Inti isi buku tersebut :
1. Alam sekitar/lingkungan
(environment) mempunyai pengaruh pada ciri-ciri/sifat-sifat yang
diwariskan.
2. Ciri-ciri/sifat-sifat yang didapat (auquired
characters) akan diwariskan kepada keturunannya.
3. Organ yang digunakan akan berkembang, sedan”
yang tid digunakan akan mengalami kemunduran.
b. Sir Charles Lyell (ahli geologi Inggris,
1797-1875).
Yang
menerbitkan buku mengenai prinsip-prinsip geologi “Principles
of Geology” (1830) menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau dan
of Geology” (1830) menyatakan bahwa batuan, pulau-pulau dan
benua selalu mengalami perubahan.
c. Thomas Robert Mathus (ahli ekonomi den
kependudukan Inggris).
Pro dan kontra tentang berbagai
pendapat tentang masalah evolusi
1. Lamarck vs Weismann : Weismann
(biologiawan Jerman 1834-1912) menentang pendapat Lamarck mengenai
diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh.Percobaannya
: Dia mengawinkan 2 ekor tikus yang dipotong ekornya ternyata keturunannya
tetap berekor panjang. Keadaan ini tetap berlangsung meskipun dilakukan
sampai 20 generasi.
2. Lamarck vs Darwin :Mereka berbeda pendapat mengenai
“munculnya” jerapah berleher panjang.
Menurut Lamarck : semula jerapah berleher pendek
karena makanan yang berupa daun makin berkurang maka dari generasi ke generasi
leher jerapah semakin panjang untuk menjangkau daun yang semakin tinggi
letaknya.Menurut Darwin : dalam populasi jerapah ada yang berleher panjang dan
berleher pendek. Dalam kompetisi mendapatkan makanan jerapah berleher panjang
tetap bertahan hidup jerapah berleher pendek lenyap secara
perlahan-lahan.
3. Spesiasi atau terjadinya spesies baru:Ada pendapat spesies baru bisa
terjadi dari spesies yang sudah ada karena interaksi antara faktor
luar dan faktor dalam.
Untuk dapat memahami masalah
evolusi, perlu dipahami pengertian-pengertian berikut :
A. Pengertian Spesies
Populasi-populasi yang masih
mungkin mengadakan pertukaran gen dikatakan termasuk dalam satu spesies.
Variasi atau perbedaan morfologi fisiologi ataupun
kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies
yang berbeda.
B. lsolasi Reproduksi
Barier (hambatan) geografik dapat
memungkinkan terjadinya pemisahan dua populasi (allopatric) keadaan ini
memungkinkan terjadinya isolasi reproduksi meskipun kedua populasi tersebut
berada dalam satu lingkungan kembali (sympatrik).
C. Macam-macam Isolasi Intrinsik
1. Mekanisme yang
mencegah/menghalangi terjadinya perkawinan:
- Isolasi ekogeografi
- Isolasi habitat
- Isolasi iklim/musim
- Isolasi perilaku
- Isolasi mekanik
2. Mekanisme yang mencegah
terjadinya hibrida:
- Isolasi gamet
- Isolasi perkembangan
- Ketidakmampuan hidup suatu hibrida
3. Mekanisme yang mencegah
kelangsungan hibrida:
- Kemandulan betina
- Eliminasi hibrida yang bersifat selektif
D. Spesiasi Sebagai Akibat Adanya Poliploid
Contoh : pada tanaman bunga Oenothera lamarckiana
yang mempunyai14 kromosom, karena adanya peristiwa gagal berpisah
(non-disjungtion) terjadi keturunan dengan 28 kromosom yang kemudian diberi
nama Oenothera gigas.Kedua Oenothera tersebut dibedakan spesiesnya oleh karena
pada persilangan antara keduanya akan menghasilkan keturunan yang triploid dan
kemudian ternyata steril.
E. Radiasi Adaptif
Contoh klasik radiasi adaptif
adalah variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos, perbedaannya pada
besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan yang lain.
F. Divergensi, Kepunaban, Konvergensi
Peristiwa radiasi adaptif
merupakan peristiwa dimana dari satu spesies timbul dua atau beberapa spesies.
Kalau dibuat garis keturunannya
maka terlihat adanya garis-garis yang menyebar (divergen) oleh sebab itu
peristiwa ini disebut divergensi.
Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.
Banyak sebab-sebab kepunahan, antara lain karena perubahan alam sekitar yang begitu cepat yang tidak dapat diikuti dengan adaptasi/re-adaptasi makhluk hidup tersebut, juga sebab-sebab biologik, seperti adanya peristiwa kompetisi antara organisme yang mempunyai kebutuhan sama.
Konvergensi adalah peristiwa
dimana dua makhluk atau lebih menghuni tempat hidup yang sama, tetapi makhluk
tersebut memiliki asal-usul yang berbeda, hubungan yang jauh tetapi kemudian
karena berada dalam tempat yang sama mempunyai organ-organ yang fungsinya
serupa.
Petunjuk – Petunjuk Adanya
Evolusi
1. Anatomi Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan
dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Homologi : alat tubuh yang
mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau
diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
b. Analogi : alat-alat tubuh yang
mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan
evolusi yang konvergen alat-alat tersebut
mempunyai fungsi yang sama.
2. Embriolog Perbandingan :
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembngan
embrio, berawal dari zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi
sehingga
terbentuk bermacam-macam alat tubuh.
Ernest Haeckel, mengatakan
tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan peristiwa
filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Contoh: adanya rekapitulasi
adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai dengan
perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi,
selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.
3. Perbandingan Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan
dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari mikroorganisme sampai manusia,
misalnya :
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
• kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
• pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme.
4. Petunjuk-petunjuk Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang
pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat
reaksi tersebut digunakan untuk menentukan jauh-dekatnya hubungan antara
organisme yang satu dengan yang lainnya.
5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi
Menguhah tanaman dan hewan liar
menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan
keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
6. Petunjuk-petunjuk dari alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap
sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak berguna namun
ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
Contoh : Pada manusia :
• selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• tulang ekor
• gigi taring yang runcing
7. Petunjuk-petunjuk Paleontologi
Telah diketabui bahwa fosil dapat
digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Contoh : Urutan fosil kuda:
dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Þ Mesohippus Þ
Merychippus Þ Pliohippus Þ Equas (kuda zaman sekarang).
Contoh : Urutan fosil kuda:
dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Þ Mesohippus Þ
Merychippus Þ Pliohippus Þ Equas (kuda zaman sekarang).
A. Pendapat Teilhard de Chardin
mengenai proses evolusi
Proses evolusi dibedakan menjadi
3 tahap, yaitu:
1. Tahap Geosfer: Tahap ini
adalah tahap pra-hidup, tahap perubahan yang terutama
menyangkut perubahan tata surya.
menyangkut perubahan tata surya.
2. fahap Biosfer : Kalau ada
tahap geosfer yang menjadi masalah adalah adanya
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya manusia.
“loncatan” dari materi tak hidup menjadi “materi” hidup, maka pada
tahap biosfer yang dimasalahkan adalah “loncatan” munculnya manusia.
3. Tahap Nesosfer : Menurut
Teilhard, yang penting pada makhluk, hidup dalam hal ini
manusia adalah terjadinya evolusi mengenai kesadaran batinnya yang semakin
mantap.
B. Penetapan Umur Fosil
Penetapan umur fosil dapat
dilakukan 2 cara
• Cara tidak
langsung : yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat fosil ditemukan.
• Cara
langsung : yaitu dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
Beberapa contoh penetapan umur
fosil :
- Berdasarkan peristiwa laju erosi
- Berdasarkan peristiwa laju sedimentasi
- Kandungan garam
- Penentuan umur dengan zat radioaktif
C. Evolusi Manusia
Fosil subhuman tertua adalah
Australophitecus, wujudnya lebih menyerupai kera daripada manusia, kemudian
muncul manusia kera dari Jawa, Pitecanthropus erectus yang hidup pada ± 500.000
tahun yang lalu, sudah lebih menyerupai manusia daripada kera, volume otaknya ±
1000 cc, sedang pada gorilla ± 600 cc dan pada manusia modern ± 1500 cc,
subhuman yang lain adalah Homo neanderthalensis, makhluk ini hidup pada
pertengahan akhir Pleistocene, ± 500.000 sampai 50.000 tahun yang lalu, orang
beranggapan bahwa makhluk ini manusia primitif yang pertama. Secara tepat
takdapat diketahui kapan manusia modern ini muncul, tetapi mungkin yang tertua
adalah tengkorak Swanscombe yang umurnya 300.000 tahun dan mungkin sekali lebih
tua lagi, yaitu sekitar 500.000 tahun yang lalu makhluk ini pun diduga berasal
dari Pithecarthropus. Maunusia modern yang mengganti kan Homo neanderthalensis
adalah manusia Cro-maguon yang hidup sekitar 50.000 – 20.000 tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar